Selasa, 07 April 2015

Budaya Batak Karo





Bill Wong
Penulis amatir yang ingin menulis sebanyak-banyaknya tentang Taneh Karo di Kompasiana
Budaya Suku Karo
Suku Karo adalah suku  asli yang mendiami Dataran Tinggi Karo, Kabupaten Deli Serdang, Kota Binjai, Kabupaten Langkat, Kabupaten Dairi, Kota Medan, dan Kabupaten Aceh Tenggara.
Nama suku ini dijadikan salah satu nama kabupaten di salah satu wilayah yang mereka diami (dataran tinggi Karo) yaitu Kabupaten Karo.Suku ini memiliki bahasa sendiri yang disebut Bahasa Karo, dan memiliki salam khas, yaitu Mejuah-juah.
Sementara pakaian adat suku Karo didominasi dengan warna merah serta hitam dan penuh dengan perhiasan emas.Adapun keberadaan Rumah adat suku Karo atau yang dikenal dengan nama Rumah Si Waluh Jabu yang berarti rumah untuk delapan keluarga, yaitu Rumah yang terdiri dari delapan bilik yang masing-masing bilik dihuni oleh satu keluarga. Tiap keluarga yang menghuni rumah itu memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda sesuai dengan pola kekerabatan masing-masing.

Dari Merga dan Cimata kemudian lahir lima orang anak laki-laki yang namanya merupakan lima induk merga etnis Karo, yaitu:
  1. Karo. Diberi nama Karo tujuannya bila nanti kakeknya (Nini Karo) telah tiada Karo sebagai gantinya sebagai ingatan. Sehingga nama leluhurnya tidak hilang.
  2. Ginting, anak kedua.
  3. Sembiring, diberi nama si mbiring (hitam) karena dia merupakan yang paling hitam diantara saudaranya.
  4. Peranginangin, diberi nama peranginangin karena ketika ia lahir angin berhembus dengan kencangnya (angin puting-beliung).
  5. Tarigan, anak bungsu.

  • Menghambat dalam mencapai tujuan hidup/masa depan : Menurut saya, budayanya sangatlah sulit karena memiliki banyak tutur yang bagi saya sangat sulit untuk dipahami. Disaat saya sudah dewasa atau siap untuk menjalani bahtrah rumah tangga, harus memahami serta menentukan tutur untuk orang-orang sekitar (kalangan batak karo). Bukan memandang umur, dari mana ia berasal.
  • Mendorong dalam mencapai tujuan hidup/ masa depan : Menurut saya, budayanya sangatlah solidaritas karena dimana pun anda berada dimana memiliki marga (batak karo), tidaklain langsung membaur serta sudah seperti saudara walaupun mereka bukan orang yang kita kenal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar